KERAJINAN TEMPURUNG

-

 KERAJINAN TEMPURUNG


Kerajinan dari batok kelapa merupakan salah satu bentuk pemanfaatan kembali limbah batok atau tempurung kelapa. Batok atau tempurung kelapa dapat diolah dengan kreatif menjadi karya yang menarik. Tentunya juga memiliki nilai jual.

Batok kelapa yang merupakan limbah dari kelapa sering kali dianggap kurang bermanfaat atau tidak memiliki nilai jual. Oleh sebab itu, perlu diolah limbah kelapa ini agar menjadi barang yang memiliki harga jual.

Salah satu yang terpenting untuk menghasilkan kerajinan dari batok kelapa terbaik ialah kreativitas yang maksimal. Namun, bagi kamu yang merasa kesulitan, dapat dengan mencari referensi cara membuat kerajinan dari limbah batok kelapa ini.

Nah bagaimana cara membuat kerajinan dari batok kelapa ?

Untuk menjawab pertanyaan itu penulis menulis artikel ini. Penulis akan banyak berbagi mengenai cara membuat kerajinan dari batok kelapa. Tidak lupa dicantumkan gambar agar pembaca tahu hasil yang terbaik.

Batok Kelapa

Batok kelapa bisa didapatkan di pasar tradisional dengan murah meriah, bahkan bisa gratis. Para penjual kelapa di pasar biasanya mengumpulkan batok kelapa untuk dijadikan arang batok kelapa.

Ada juga yang menjual dalam jumlah kiloan atau per karung. Pastinya harganya jauh lebih murah bila membeli dalam jumlah yang banyak. Jadi bahan baku untuk membuat kerajinan batok kelapa sudah jelas cara mendapatkannya. Selanjutnya tinggal kita praktik membuat bermacam-macam jenis kerajinan batok kelapa.

Bahan dan Perlengkapan yang dibutuhkan

  • batok kelapa tua
  • Gergaji
  • lem kayu
  • Amplas
  • pernis
  • Kayu (digunakan sebagai pegangan gayung)

Cara Membuat

  • potong batok kelapa menjadi 2 bagian sama besar (yang digunakan hanya 1)
  • haluskan bagian dalam dan luar dari batok kelapa menggunakan amplas
  • lubangi batok kelapa di sisi yang saling berhadapan seukuran diameter kayu yang digunakan untuk pegangan
  • potong dan haluskan kayu kira-kira sepanjang 25 – 30 cm
  • langkah terakhir masukkan kayu pegangan ke batok kelapa yang sudah dilubangi dan gunakan lem agar lebih kuat
Lokasi: Jl. Bawal No.43, Wonorejo, Kec. Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau 28125, Indonesia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Ekonomi Suku Akit

-
Gambar
 S istem Ekonomi Suku Akit Pada suku Akit yang tradisional, khususnya pada jaman sebelum mengalami berbagai sentuhan dengan budaya luar sukunya, Akit meskipun tidak secara ketat memperlakukan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan, namun secara alami pekerjaan (labour division) dibagi berdasarkan pekerjaannya, misalnya untuk laki-laki biasanya bekerja sebagai nelayan dan perempuan pada umumnya bekerja di ladang atau ke kebun (mereka tidak mengenal persawahan). Disamping itu juga ada pekerjaan yang bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, seperti cari bakau, yaitu pekerjaan untuk mencari kayu di hutan laut (mangrove) untuk dijadikan sebagai bahan bakar dan arang. Ketiga pekerjaan tersebutlah yang menjadi pekerjaan utama yang menunjang perekonomian keluarga orang Akit pada masa lampau.
Baca selengkapnya

Sistem Teknologi Suku Laut

-
Gambar
  Sistem Teknologi Eksistensi Orang Suku Laut di Kepulauan Riau makin hilang seiring dengan berkembangnya informasi teknologi serta pembangunan masyarakat yang kurang tepat sasaran saat ini. Hal ini dibuktikan oleh rekapan hasil penelitian yang dikumpulkan oleh Yayasan Kajang.
Baca selengkapnya

Sistem Religi Suku Bonai

-
Gambar
  Sistem Religi Komuntas Adat Terpencil Suku Bonai Dusun Bunga Tanjung Desa Kesimang pada saat sekarang ini memeluk agama islam. Sebagaimana masyarakat Komunitas Adat Terpencil lainnya, mereka pada awalnya penganut “Animisme”. Islam dikenal pada fase kedua awal tahun 1930-an, setelah para kholifah yang berasal dari Basilam Sumatra Utara menyebarkan agama Islam.   Pada awalnya Dusun Bunga Tanjung Desa Kesimang merupakan kota Raja, dengan nama Rantau Binuang. Konon, ditempat ini pada masa tersebut Syech Abdul Wahab Rokan tinggal dan mengaji diatas pohon Binuang.   Komunitas Adat Terpencil Suku Bonai dari Zaman kerajaan telah mengenal Islam, dan menyatakan telah memeluk Islam. Dalam kehidupan sehari-harinya masyarakat suku Bonai masih diwarnai oleh praktek-praktek animisme, seperti tradisi pengobatan tradisional oleh bomo dan pemujaan terhadap roh-roh penunggu hutan, syariat Islam belum sepenuhnya dilaksanakan oleh mereka, ini suatu kewajaran karena syiar Islam belum intensif dan
Baca selengkapnya