TANJAK
TANJAK
Melilitkan kain di kepala menjadi ciri khas kaum adam
di daratan Melayu. Bentuk kain bisa beragam, seni melilitkannya juga cukup
variatif.
Kain yang dililitkan di kepala itu dinamakan Tanjak.
Ibarat kaum pria Jawa memakai blangkon, sebagai simbol adat Jawa, yang sudah
sangat populer di Indonesia. Keberadaan Tanjak di daratan Melayu juga sebagai
ciri khas sejak bumi terbentang.
Kini, di berbagai daerah kembali mempopulerkan yang
menjadi ciri dan simbol adat tersebut. Seperti di kabupaten Siak, Bupati,
pejabat hingga anak muda kembali gemar memakai tanjak. Tentu saja dengan bentuk
dan variasi yang sudah dimodifikasi.
Sebenarnya, Tanjak dianggap lambang kewibawaan di
kalangan masyarakat Melayu. Semakin tinggi dan kompleks bentuknya, menunjukkan
semakin tinggi pula status sosial sipemakainya.
Pembuatan tanjak yang lebih berkreasi digagas oleh
orang Melayu dahulu yang aktif di bidang gerak tangan. Kreasi yang muncul pada
awalnya diberi nama tebing runtuh, belalai gajah, pial ayam, elang menyongsong
angin dan lain sebagainya. Penamaan itu juga menyesuaikan bentuk tanjak yang
dibuat. Sehingga sangat populer di dunia Melayu.
Proses pembuatan tanjak :
Bahan :
- Kain songket
- Perekat kain
- Kain pelapis
Alat :
- Gunting
- Jarum
- Benang
- Meteran
Cara pembuatan :
- Gunting kain songket menjadi bentuk segitiga
- kain pelapis juga digunting sesuai dengan bentuk kain songket yang telah digunting.
- kain pelapis yang diletakkan di atas kain songket disetrika
- kain yang telah disatukan mulai dilipat sesuai dengan lipatan tanjak.Langkah ini harus dilakukan dengan teliti agar tanjak yang dihasilkan dapat rapi
- Tanjak dijahit. Proses jahitan ini bisa dilakukan menggunakan tangan atau dibantu mesin jahit tergantung dengan ketebalan tanjak.
Komentar
Posting Komentar